Selasa, 11 Oktober 2011

TAKUT



Newton sedang merenung dibawah pohon apel. Sesaat kemudian sebuah apel jatuh menimpa kepaanya. Dukkk....! "Aduh....!", ujarnya. Sesaat kemudian ia berpikir apa yang membuat apel itu bisa jatuh ke bawah? 

Berkat apel yang menimpa kepala Newton itu, kitapun jadi tahu mengenai adanya gravitasi bumi. Kita juga jadi tahu bahwa yang namanya jatuh itu ternyata ada ilmunya. Jatuh itu ternyata suatu hal yang ilmiah dan wajar.

Ayo kita kembali mengalami masa balita kita. Badan kita kecil dan imut-imut. Lalu usia 8 bulan kita mulai duduk, merangkak, dan mencoba berdiri. Tetapi kita juga sering, tiba-tiba terjatuh. Bruk.... kita mungkin hanya terisak sesaat kemudian kita mencoba berdiri lagi. Akhirnya setelah mengalami banyak jatuh dan bangun, kita bisa menjadi manusia yang bisa berjalan. 
Bayangkan jika saat itu kita jatuh dan tak mau berdiri lagi ? Akankah kita bisa berkarya seperti saat ini ?


Setelah tumbuh dan beranjak besar, pikiran kritis kita mulai  terbentuk makin sempurna. Kemudian kita mengenal yang namanya rasa takut. Takut untuk jatuh.... Mengapa ? Karena mungkin yang kita percayai adalah jatuh itu sakit, jatuh itu dimarahi, jatuh itu goblok, jatuh itu gagak, jatuh itu pecundang, jatuh itu....... yang lain-lain yang bercita rasa negatif.


Akhirnya rasa takut yang menyakitkan itu menebal dan menjadi rules dan value dari diri kita.


Akibatnya ? Kita takut untuk melangkah dan mencoba.


Ada satu cerita dari seseorang anak yang kini tumbuh dewasa. Ini cerita nyata lho. 
Ceritanya begini..........


Sang anak, sebut saja namanya Tiwi, adalah anak yang dilahirkan dalam keluarga yang bahagia dan serba kecukupan. Tiwi, yang berzodiak Libra ini, punya seorang kakak laki-laki. Dia tumbuh dengan limpahan kemewahan dan perhatian dari orang sekitarnya.  Kemudian suatu ketika, usaha yang dikelola oleh orang tuanya bangkruk dan mengalami kerugian yang demikian besar sehingga akhirnya mereka tinggal dalam rumah yang kecil disebuah gang yang sempit. 


Sang mama semenjak saat itu selalu menyalahkan si papa yang salah dalam mengambil keputusan. Hal ini dilakukan mama berulang-ulang dan didengar oleh si kecil Tiwi. 


Tiwi kecil yang polos bagai spons menyerap semua data yang dia peroleh dari ucapan mamanya yang merupakan figur otoritas. Dalam benaknya, gak enak ya kerja sendiri. Kalau gagal akan dimarahin kayak gitu, hidup jadi susah, gak nyaman, de el el.


Akhirnya ketika dia dewasa dia bercita-cita pengen jadi karyawan yang sukses. Gak mau jadi wirausaha. Nanti kalo bangkrut hidupnya merana dan dicerca.... Wuihhhh !


Hal ini akhirnya menjadi konflik dengan suaminya yang dilahirkan dari orang tua seorang wirausaha, yang sekarang berambisi mengelola usaha sendiri.


Jika hal ini dimaknai ulang dengan berbagai metode ampuh yang salah satunya dengan Egostate ini, believe bahwa jatuh itu sakit itu bahkan bisa diubah menjadi lebih positif, misalnya jadi jatuh itu pelajaran berharga...., jatuh itu adalah awal sukses... de el el


Jatuh itu sekali lagi ilmiah koq
dan takut adalah suatu indikator bahwa kita waspada terhadap suatu bahaya, baik bahaya itu nyata atau pun hanya imajinasi kita semata. Takut itu baik adanya sama seperti rasa berani.


Lha lalu gimana caranya memaknai rasa takut untuk melangkah  ini ?
Berikut sedikit tipsnya :


1. Ambil waktu khusus, ijinkan, niatkan, inginkan untuk relax dan merenung ( wajib )
2. Rasakan kembali rasa takut ini dengan mengingat sesuatu yang berkaitan dengan hal yang anda hadapi saat ini. Ijinkan, niatkan, inginkan
3. Beri nama perasaan yang muncul ini, dan lihatlah di bagian mana dalam tubuh Anda , si takut ini berada
4. Lalu ijinkan perasan ini, membawa Anda ke usia pertama kali dimana perasaan takut ini muncul... ikuti saja....... percayakan pada bimbingan perasaan Anda
5. Kemudian lihatlah apa yang sedang anda alami..... amati, rasakan, lihat dan dengar... apa yang terjadi
6. Ekspresikan pada seseorang yang anda lihat dalam visi Anda, yang membuat perasaan takut ini muncul,  dengan mengucapkannya sampai puas dan sampai tak ada lagi yang bisa diucapkan
7. Lalu dengarkan.... apa yang orang itu sampaikan kepada Anda.... 
8. Langkah berikutnya, ijinkan bayangan orang itu meninggalkan diri Anda sampai tak terlihat lagi
9. Lalu bangkitkan rasa sayang dan cinta, rasa berani, rasa taqwa pada Tuhan, dan secara bergantian biarkan perasaan positif ini memberikan dukungan, semangat, motivasi, ciuman, pelukan, kepada si takut ini. Rasakan perubahan positif pada si takut. Lakukan terus sampai takut ini berubah rasa
10. Ganti nama si takut tadi menjadi nama yang positif, seperti tangguh, teguh, mantab, dll
11. Renungkan pelajaran apa yang Anda dapatkan, dan katakan dengan lantang dan mantab, " Saya pemberani !" sebanyak 15 kali
12. Tutup dengan doa syukur pada Allah, dan rasakan tanganNya membungkus diri Anda.




Jika Anda kesulitan menjalankannya, silahkan menghubungi Egostate terapis terdekat yang ada di kota Anda.


Semoga kita semua menjadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap harinya.
Semoga bermanfaat.





Informasi tentang Egostate Terapis
Yan Ardhianto Handoyo
Master Egostate Terapi of Gordon Emmerson
Relationship Counsultant
email   : makeabetter.mind@gmail.com
FB       : http://www.facebook.com/bettermind
Twiter : @trainer_yan
HP      : 0811337376











Tidak ada komentar:

Posting Komentar