Oleh: Dewi Dewo; Hypnobirthing Fertility Consultant
Cindy -- sekretaris di sebuah bank pemerintah-- dan Irwan – creative director sebuah biro iklan – harus berangkat dari rumah mereka di ujung Jakarta pukul 6 lewat sedikit agar Cindy tidak terlambat masuk. Saat pulang, jika beruntung sang suami tidak tertahan pekerjaan kantor, mereka tiba di rumah pukul 9 malam. Jika Irwan harus menyelesaikan proyek yang ditanganinya, ia akan tiba di rumah lewat tengah malam saat Cindy sudah lelap.
Pasangan ini sudah menikah 3 tahun, namun hingga saat ini belum dikaruniai momongan. Keduanya sudah berkonsultasi pada dokter spesialis. Hasil pemeriksaan menunjukkan tak ada kelainan. “Sabar, nikmati saja bulan madu panjang,” begitu saran dokter 2 tahun silam.
Lain lagi kisah Amara dan Afandi yang sudah menikah lebih dari 5 tahun. Amara bekerja sebagai guru TK di sekolah taman kanak-kanan milik tantenya, tak jauh dari rumah. Amara sangat menyukai anak-anak kecil, sehingga ia memilih pekerjaan ini. “Nggak jauh dari rumah, enak dong saya ngga usah bermacet-ria di jalan” begitu alasan Amara. Afandi adalah seorang dosen di sebuah universitas negeri, dan di akhir pekan mengajar piano pada beberapa murid pra-remaja di rumah. Bermain piano adalah hobi dan keahlian yang dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan.
Setengah tahun setelah menikah, ketika Amara belum kunjung hamil juga, mereka berkonsultasi kepada dokter spesialis kandungan. Pada Amara ditemukan penyumbatan tuba falopi. Ia menjalani terapi untuk mengatasi penyumbatan, dan sudah dinyatakan OK. Namun, bayi mungil yang didambakan belum juga kunjung hadir.
Stress seringkali dituding sebagai penyebab infertilitas pada pasangan yang tidak kunjung memiliki keturunan. Pada Cindy dan Irwan, pekerjaan dan pola gaya hidup mereka benar-benar penuh stress. Pergi pagi pulang malam. Kembali ke rumah lagi lebih dari 12 jam sejak meninggalkannya. Namun, hal serupa juga menimpa Amara dan Afandi yang boleh dibilang punya keteraturan jam kerja, dan gaya hidup lebih santai. Walaupun masih harus mencari penghasilan tambahan, Afandi memakai hobinya sebagai sarana itu. Dikerjakan di rumah pula tanpa harus menembus kemacetan kota Jakarta yang belakangan ini disebut-sebut sebagai sumber stress utama warganya.
Stress yang dialami memang bisa jadi penyebab kegagalan dalam konsepsi dan kehamilan. Namun ketika ketidak suburan sudah berlangsung beberapa lama, stress ingin cepat punya anak juga menumpuk dalam lapisan stress yang sudah ada sebelumnya. Makin lama tak kunjung hamil, makin stress jadinya karena lingkungan sosial (orangtua, mertua, saudara dan kerabat sering bertanya, apalagi teman yang menikah belakangan sudah menimang bayinya) seakan menuntut kehamilan segera terjadi.
Selain bersabar, pasangan-pasangan seperti Cindy-Irwan dan Amara-Afandi bisa berupaya apa lagi? Akupuntur? Pijat? Minum jamu? Ya mengapa tidak? Tapi, jika stress yang diduga sebagai penyebab ketidak-suburan, mungkin bisa juga meminta bantuan hypnotherapist.
Hypnotherapy untuk mengatasi infertilitas bukan hal baru di Amerika; ribuan pasangan yang mendambakan bayi terbantu setelah mengikuti sessi hypnotherapy khusus, yang dikenal sebagai Hypno Fertility atau HypnoBirthing Fertility.
Ibarat akan menyambut tamu yang akan menginap di rumah, maka kamar yang disediakan bagi tamu perlu dipersiapkan seksama. Dibuka jendelanya agar udara menjadi segar, lantai disapu dan dipel, seprai dan selimut diganti yang bersih, diberi bunga atau pengharum ruangan.
Demikian juga halnya jika pasangan mendambakan hasil pembuahan sperma-telur akan menghuni rahim sang Ibu, maka ‘kamar tamu’ ini perlu dipersiapkan dengan baik. Mulai dari meredakan stress yang dialami pasangan, juga kesiapan mental calon ibu – dan calon ayah – sampai kesiapan fisik keduanya. Melalui teknik Mind-Body Connection dalam hypnoterapi, pasangan kurang subur akan menemukan harapan baru mereka.
Untuk Konsultasi dan therapy Hipnofertility Hubungi
Dewi Dewo
Hypnobirthing Fertility Consultant
dd.mind.programming@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar